ProfilRumah Sakit. 16/06/2021 rsud. Filter Sort. | Size: 2 MB 15th Jul 2022 PROFIL RS 2020 | Size: 1 MB 15th Jul 2022 PROFIL RS 2021. NewNormal. , Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Wajib. Rapid Test. Ilustrasi rumah sakit. (Foto: Istimewa) TATANAN hidup baru atau new normal melahirkan perubahan perilaku terhadap masyarakat. Jika saat itu tiba maka jangan heran banyak orang yang akan menjalankan protokol kesehatan dengan sangat disiplin. Perilaku yang akan berubah antara lain Pengendarasepeda motor melintasi gerbang Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (18/6/2021). Rumah sakit yang dikelola Pemerintah Kota Palu itu terpaksa menghentikan sementara layanan rawat inap sejak dua hari terakhir ini untuk meminimalisir penyebaran virus corona menyusul terinfeksinya sejumlah tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut. Fast Money. - Mau rawat inap di rumah sakit tapi kamar penuh, apa yang harus dilakukan peserta BPJS Kesehatan? Bagi masyarakat yang tergabung sebagai peserta BPJS Kesehatan, mungkin sering dihadapkan dengan kondisi seperti itu. Kondisi kamar rumah sakit yang penuh memang kerap terjadi dan dialami di sejumlah fasilitas kesehatan faskes di berbagai daerah. Sementara itu, terkadang kondisi pasien harus segera menjalani rawat inap di rumah sakit. Akan tetapi, pasien tidak bisa segera mendapatkan perawatan tersebut karena ruang rawat inap yang sesuai dengan kelas kepesertaan BPJS Kesehatannya tidak tersedia alias penuh. Seperti diketahui, selama ini peserta BPJS Kesehatan dikelompokkan berdasarkan tiga kelas. Pengelompokkan kelas ini juga membuat masing-masing pesertanya mendapatkan layanan yang berbeda, termasuk kamar untuk layanan rawat inap. Lantas, apa yang harus dilakukan jika kamar yang sesuai dengan kelas BPJS Kesehatan di salah satu faskes penuh, sementara pasien harus segera mendapatkan layanan rawat inap? Baca juga Surat Rujukan BPJS Kesehatan dari Puskesmas, Apa Bisa Digunakan Berulang Kali Saat Berobat di RS? Penjelasan BPJS Kesehatan Asisten Deputi Komunikasi Publik dan Hubungan Masyarakat BPJS Kesehatan Agustian Fardianto mengatakan, pasien tak perlu khawatir jika menemui kondisi itu. Menurutnya, jika kondisi kelas rawat inap di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKRTL penuh, maka peserta dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi. Perawatan di kelas satu tingkat lebih tinggi ini maksimal tiga hari hingga ruang tersedia. Jika dalam tiga hari kamar sesuai kelas belum tersedia, maka peserta dapat dirujuk ke rumah sakit lain. "Peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang memiliki ketersediaan kelas rawat inap sesuai dengan hak kelas rawat peserta," kata Agus dikutip dari pemberitaan Senin 5/6/2023. Baca juga Tidak Pernah Sakit dan Berobat Pakai BPJS Kesehatan, Apakah Iurannya Bisa Dicairkan? Ini Kata DJSN Processing of the daily inpatient census starts from filling out the daily inpatient census by the head of the room or the person in charge and the daily inpatient census is sent to the medical record room every working day at am. Information generated from daily inpatient census data in the form of inpatient management indicators consisting of BOR Bed Occupancy Rate, TOI Turn Over Interval, LOS Length Of Stay, BTO Bed Turn Over to monitor activities in hospitalization and GDR Gross Death Rate, NDR Net Death Rate to assess the quality of inpatient services. Implementation of the Daily Inpatient Census At Elisabeth Hospital Medan, it was found that the preparation of the daily inpatient census was guided by the technical instructions for filling out the daily inpatient census, but because the technical instructions in each ward were no longer available, there was no need to make the daily inpatient census. . Data collection methods used in this study were interviews and active participation observations using research instruments in the form of interview guidelines. The results showed that the standard procedure at RSE Medan in making the daily inpatient census had not been fully implemented when sending the daily inpatient census from the ward to the medical records department. The source of data in making the daily inpatient census is the inpatient service register book. The method of making a daily inpatient census at RSE Medan is not in accordance with the Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2006. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free SEHATMAS JurnalIlmiah Kesehatan Masyarakat e-ISSN 2809-9702 p-ISSN 2810-0492 Vol. 1 No. 4 Oktober 2022 660-665 DOI Submitted 24-09-2022 Accepted 29-09-2022 Published 29-10-2022 Lisensi Creative Commons Attribution International CC BY 660 Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap di Rumah Sakit Elisabeth Medan Agnes Jeane Zebua1, Nayanda Privanezsa Hao2 1,2Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan STIKes St. Elisabeth Medan, Indonesia Email agnesjeane24 Abstract Processing of the daily inpatient census starts from filling out the daily inpatient census by the head of the room or the person in charge and the daily inpatient census is sent to the medical record room every working day at am. Information generated from daily inpatient census data in the form of inpatient management indicators consisting of BOR Bed Occupancy Rate, TOI Turn Over Interval, LOS Length Of Stay, BTO Bed Turn Over to monitor activities in hospitalization and GDR Gross Death Rate, NDR Net Death Rate to assess the quality of inpatient services. Implementation of the Daily Inpatient Census At Elisabeth Hospital Medan, it was found that the preparation of the daily inpatient census was guided by the technical instructions for filling out the daily inpatient census, but because the technical instructions in each ward were no longer available, there was no need to make the daily inpatient census. . Data collection methods used in this study were interviews and active participation observations using research instruments in the form of interview guidelines. The results showed that the standard procedure at RSE Medan in making the daily inpatient census had not been fully implemented when sending the daily inpatient census from the ward to the medical records department. The source of data in making the daily inpatient census is the inpatient service register book. The method of making a daily inpatient census at RSE Medan is not in accordance with the Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2006. Keywords Daily Census, Procedure, Implementation Abstrak Pengolahan sensus harian rawat inap dimulai dari pengisisan sensus harian rawat inap oleh kepala ruangan atau penanggung jawab dan sensus harian rawat inap dikirim ke ruang rekam medis setiap hari kerja jam pagi. Informasi yang dihasilkan dari data sensus harian rawat inap berupa indikator pengelolaan rawat inap yang terdiri BOR Bed Occupancy Rate, TOI Turn Over Interval, LOS Length Of Stay, BTO Bed Turn Over untuk memantau kegiatan pada rawat inap dan GDR Gross Death Rate, NDR Net Death Rate untuk menilai mutu pelayanan rawat inap. Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Elisabeth Medan didapati bahwa pembuatan sensus harian rawat inap berpedoman dengan petunjuk teknis pengisian sensus harian rawat inap, tetapi karena petunjuk teknis di setiap bangsal sudah tidak ada maka pembuatan sensus harian Agnes Jeane Zebua1, Nayanda Privanezsa Hao2 SEHATMAS JurnalIlmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 4 2022 660 – 665 Lisensi Creative Commons Attribution International CC BY 661 rawat inap sudah tidak perlu menggunakan petunjuk teknis tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi partisipasi aktif dengan menggunakan instrument penelitian berupa pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prosedur tetap di RSE Medan dalam pembuatan sensus harian rawat inap belum dijalankan sepenuhnya saat pengiriman sensus harian rawat inap dari bangsal ke bagian rekam medis. Sumber data dalam pembuatan sensus harian rawat inap adalah buku register pelayanan rawat inap. Cara pembuatan sensus harian rawat inap di RSE Medan belum sesuai dengan DepKes RI 2006. Kata Kunci Sensus Harian, Prosedur, Pelaksanaan PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan dan memelihara, serta meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat UU RI 44, 2009. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan - tulisan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan kesehatan Permenkes RI 269. 2008. Sensus harian yaitu kegiatan pencacahan/penghitungan pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat inap, dan berisi tentang mutasi keluar dan masuk pasien selama 24 jam mulai dari pukul s/d Depkes RI, 2005. Pengolahan sensus harian rawat inap dimulai dari pengisisan sensus harian rawat inap oleh kepala ruangan atau penanggung jawab dan sensus harian rawat inap dikirim ke ruang rekam medis setiap hari kerja jam pagi. Setelah sensus harian pasien rawat inap diantaranya pasien masuk dan keluar pada hari yang sama, lama dirawat, jumlah pasien yang masih dirawat dan hari perawatan dan dilanjutkan dengan rekapitulasi pertriwulan rawat inap DepKes RI, 2005. Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat, dan akurat. Rumah sakit secara garis besar mempunyai dua jenis pelaporan yaitu laporan internal dan laporan eksternal. Laporan eksternal adalah laporan yang ditujukan kepada direktorat jendral pelayanan medik, Dinas kesehatan provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan laporan internal berasal dari statistik rumah sakit yang aktifitas pelaksanaannya dilakukan secara rutin bagi pasien rawat inapsalah satunya dengan menggunakan sensus harian Depkes RI, 2006. Informasi yang diperoleh dari sensus harian rawat inap yaitu berupa data yang akan diolah menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit Kemenkes, 2011. Informasi yang dihasilkan dari data sensus harian rawat inap berupa indikator pengelolaan rawat inap yang terdiri BOR Bed Occupancy Rate, TOI Turn Over Interval, LOS Length Of Stay, BTO Bed Turn Over untuk memantau kegiatan pada rawat inap dan GDR Gross Death Rate, NDR Net Death Rate untuk menilai mutu pelayanan rawat inap. Indikator BOR, TOI, LOS, BTO dipresentasikan kedalam grafik Barber Johnson Garmelia, E. dkk , 2018. Bed Occupancy Rate BOR adalah persentase pemaikaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu, indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur oleh rumah sakit Lestari and Wahyuni, 2019. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Elisabeth Medan didapati bahwa pembuatan sensus harian rawat inap berpedoman dengan petunjuk teknis pengisian sensus harian rawat inap, tetapi karena petunjuk teknis di setiap bangsal sudah tidak ada maka pembuatan sensus harian rawat inap sudah tidak perlu menggunakan petunjuk teknis tersebut. Perawat bangsal membuat sensus harian rawat inap tidak merasa kesulitan walaupun tidak menggunakan petunjuk teknis pembuatan sensus harian rawat inap, dikarenakan perawat bangsal telah terbiasa. Sensus Agnes Jeane Zebua1, Nayanda Privanezsa Hao2 SEHATMAS JurnalIlmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 4 2022 660 – 665 Lisensi Creative Commons Attribution International CC BY 662 harian rawat inap di buat satu lembar saat malam hari oleh perawat yang jaga malam. Batasan pasien masuk mulai pukul hingga pukul setelah lewat jam WIB maka dihitung hari berikutnya. Sensus harian rawat inap dibuat berdasarkan buku laporan keperawatan yang ada pada ruang perawatan. METODE Jenis penelitian ini menggunakan peneitian deskriptif dengan menggunakan analisa kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi partisipasi aktif dengan menggunakan instrument penelitian berupa pedoman wawancara. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat Rumah Sakit Elisabeth Medan yang membuat sensus harian. HASIL Prosedur Tetap dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Pembuatan sensus harian rawat inap di rumah sakit umum daerah pandan arang berpedoman dengan standar prosedur operasional dengan judul pengumpulan sensus harian rawat inap. No dokumen 52/ PROTAP/ IV/ 2011 Lampiran 3, adapun isi prosedur dari standar prosedur operasional yaitu a. Sensus harian diisi lengkap oleh masing-masing petugas ruangan mulai jam WIB b. Disetorkan ke satuan rekam medis pengolahan data setiap pagi dan di tandatangani oleh kepala ruang c. Dilakukan cheking mengenai pasien yang keluar dan yang masuk d. Dilakukan proses rekapitulasi harian rawat inap dan disusun perbulan e. Rekapitulasi bulanan dikumpulkan untuk bahan pelaporan kegiatan rumah sakit f. Dilakukan pengarsipan lembar-lembar sensus harian rawat inap di satuan rekam medis Sumber-Sumber Data dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Sumber dalam pembuatan sensus harian rawat inap diperoleh dari buku laporan keperawatan dan dokumen rekam medis pasien, isi dari buku laporan keperawatan yang digunakan dalam pembuatan sensus harian rawat inap yaitu nama pasien, dan dari dokumen rekam medis pasien yang digunakan yaitu nomor rekam medis pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar pasien. Cara Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Sensus harian rawat inap di buat satu lembar saat malam hari oleh perawat yang jaga malam. Batasan pasien masuk mulai pukul hingga pukul setelah lewat jam WIB maka dihitung hari berikutnya. Sensus harian rawat inap dibuat berdasarkan buku laporan keperawatan yang ada pada ruang perawatan. Berdasarkan wawancara dalam pembuatan sensus harian rawat inap berpedoman dengan petunjuk teknis pengisian sensus harian rawat inap, tetapi karena petunjuk teknis di setiap bangsal sudah tidak ada maka pembuatan sensus harian rawat inap sudah tidak perlu menggunakan petunjuk teknis bangsal membuat sensus harian rawat inap tidak merasa kesulitan walaupun tidak menggunakan petunjuk teknis pembuatan sensus harian rawat inap dikarenakan perawat bangsal telah terbiasa. Segala kegiatan pasien, baik pasien masuk rumah sakit langsung maupun rujukan dari rumah Agnes Jeane Zebua1, Nayanda Privanezsa Hao2 SEHATMAS JurnalIlmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 4 2022 660 – 665 Lisensi Creative Commons Attribution International CC BY 663 sakit lain atau pindahan dari bangsal lain, pasien keluar, pindahan maupun dipindahkan akan ditulis pada buku laporan keperawatan. Sensus harian rawat inap terdapat informasi tentang pasien masuk dengan jenis spesialisasi berdasarkan dokter spesialis yang pasien pindahan berisikan informasi tentang asal ruang dan kelas pasien sedangkan pada pasien dipindahkan berisikan tentang informasi ruang dan kelas kemana pasien tersebut dipindahkan. Kriteria untuk pasien keluar rumah sakit berdasarkan pasien pulang sembuh, pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi/rendah, pasien pulang atas permintaan sendiri, pasien yang melarikan diri dan pasien mati < 48 jam/ ≥ 48 jam. Perawat ruangan akan membuat sensus harian rawat inap kemudian membuat resume dari sensus harian tersebut, sehingga dapat diperoleh data untuk penghitungan indikator rawat inap yaitu, BOR, LOS, TOI dan BTO oleh petugas bagian rekam medis. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil diatas, pembuatan dan pengisian sensus harian sudah sesuai dengan standar prosedur operasional RSE Medan yaitu sensus harian rawat inap dimana sensus harian diisi lengkap oleh masing-masing petugas ruangan mulai jam WIB. Pengecekan pasien keluar dan masuk pun sudah sesuai dengan standar prosedur operasional dimana petugas melakukan cheking mengenai pasien yang keluar dan yang masuk. Rekapitulasi bulanan untuk bahan pelaporan rumah sakit sudah sesuai dengan standar prosedur operasional yang mana rekapitulasi bulanan dikumpulkan untuk bahan pelaporan kegiatan rumah sakit. Selain itu Pengarsipan lembarlembar sensus harian rawat inap sudah sesuai dengan standar prosedur operasional dimana pengarsipan lembar-lembar sensus harian rawat inap dilakukan pada satuan rekam medis. Hal ini sesuai dengan DepKes RI 2006 bahwa periode sensus harian rawat inap adalah pukul sampai dengan Sensus harian rawat inap juga dibuat oleh perawat dan di tanda tangani oleh kepala ruang perawatan. Di RSE Medan sumber dalam pembuatan sensus harian rawat inap yaitu melalui buku register pelayanan rawat inap, tetapi petugas ruang perawatan biasanya menyebut buku laporan keperawatan. Data yang digunakan dari buku laporan keperawatan untuk pembuatan sensus harian rawat inap yaitu identitas pasien mulai dari nama pasien dan alamat pasien yang diperoleh langsung dari buku register pelayanan rawat inap, sedangkan untuk nomor rekam medis, tanggal masuk, dan tanggal keluar diambil dari status pasien. Identitas pasien ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi pasien yang masuk, keluar, pindahan atau dipindahkan. Nomor rekam medis, tanggal masuk dan tanggal keluar selain dari status pasien juga dapat dilihat langsung pada buku register rawat inap tersebut. Fungsinya adalah untuk memonitoring keadaan pasien masuk setiap hari ke ruang rawat inap, pindahan intern rumah sakit sampai pasien tersebut keluar rumah sakit yang dirinci menurut jenis pelayanan yang ada. Hal ini sudah sesuai dengan DepKes RI 2006, dimana buku register rawat inap merupakan data dasar dari jumlah pasien yang ada di ruang rawat inap yang perlu dicatat dan dilaporkan setiap hari ke unit rekam medik yang angkanya akan dicek silang dengan sensus harian yang dibuat masing-masing ruang rawat inap. Cara pembuatan sensus harian rawat inap di RSE Medan, sudah sesuai dengan DepKes RI 2005 yang isinya Sensus harian rawat inap dibuat rangkap tiga yaitu, 1 lembar untuk subbag catatan medik, 1 lembar untuk P2RN, 1 lembar untuk arsip ruang rawat inap. Pelaksanaan pembuatan sensus harian rawat inap hanya dibuat 1 lembar untuk bagian rekam sensus harian rawat inap sudah sesuai dengan DepKes RI 2006 yang isinya periode sensus harian rawat inap jam 00 s/d Cara pengisian Agnes Jeane Zebua1, Nayanda Privanezsa Hao2 SEHATMAS JurnalIlmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 4 2022 660 – 665 Lisensi Creative Commons Attribution International CC BY 664 pada formulir sensus pada bagian umum yaitu pada kolom hari diisi dengan nama hari saat sensus dilakukan, kolom tanggal diisi dengan tanggal saat sensus dilakukan, kolom nama rumah sakit diisi dengan nama rumah sakit Pandan Arang Boyolali, kolom ruang rawat inap diisi dengan nama ruang rawat inap, tempat tidur tersedia diisi dengan jumlah tempat tidur yang tersedia pada ruang rawat inap tersebut yang ditetapkan oleh direktur rumah sakit kelas diisi dengan tingkatan kelas yang ada pada ruang rawat inap yang bersangkutan dan yang terakhir Sensus harian diberi tanggal dan ditanda tangani oleh perawat kepala ruang rawat inap yang bersangkutanYusuf & Lestari, 2013. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa 1. Prosedur tetap di RSE Medan dalam pembuatan sensus harian rawat inap belum dijalankan sepenuhnya saat pengiriman sensus harian rawat inap dari bangsal ke bagian rekam medis. 2. Sumber data dalam pembuatan sensus harian rawat inap adalah buku register pelayanan rawat inap. 3. Cara pembuatan sensus harian rawat inap di RSE Medan belum sesuai dengan DepKes RI 2006. Saran 1. Dilakukan pembaruan terhadap SPO sensus harian rawat inap di rumah sakit yang sesuai dengan alur sensus saat ini yang diterapkan. 2. Diadakan sosialisasi terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan sensus mengenai sensus harian rawat inap yang tepat sesuai dengan BPPRM,2006. DAFTAR PUSTAKA UU RI 44. 2009. Tentang Rumah Sakit. Depkes RI, 2005, Petunjuk Pengisian, Pengolahan, Dan Penyajian Data Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Medic, Jakarta, Depkes RI. Depkes RI, 2006, Pedoman Prosedur Dan Penyelenggaraan Rekam Medis di RumahSakit di Indonesia Revisi II, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta Permenkes RI 269. 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit . Kemenkes 2011 Permenkes 1171 Tahun 2011 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta. Garmelia, E. dkk, 2018 Review Implementation Of Daily Census Activity Inpatient In RSUD Kota Salatiga’, Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, 1, pp. 27–36. Lestari, T. and Wahyuni, I. T. 2019. Analisis Faktor Determinan Efisiensi Nilai Bed Occupancy Ratio Fishbone Mitra Husada Karanganyar. Yusuf, I. B., & Lestari, T. 2013. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013. 1, 9–18. Agnes Jeane Zebua1, Nayanda Privanezsa Hao2 SEHATMAS JurnalIlmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 4 2022 660 – 665 Lisensi Creative Commons Attribution International CC BY 665 Akita, Takahiro &Alisjahbana, 2002, Regional Income Inequality in Indonesia and the Initial Impact of the Economic Crisis. Bulletin of Indonesian Economics Studies, 382, Sunarcahya, Putu. 2008. “AnalisisPengaruhFaktor-faktorIndvidu dan IklimOrganisasiterhadap Kinerja Karyawan”. Tesis. Program Magister Manajemen. Universitas Diponegoro. Semarang. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this RI 269. 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Implementation Of Daily Census Activity Inpatient In RSUD Kota SalatigaE GarmeliaDkkGarmelia, E. dkk, 2018 'Review Implementation Of Daily Census Activity Inpatient In RSUD Kota Salatiga', Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, 1, pp. dan IklimOrganisasiterhadap Kinerja KaryawanPutu SunarcahyaSunarcahya, Putu. 2008. "AnalisisPengaruhFaktor-faktorIndvidu dan IklimOrganisasiterhadap Kinerja Karyawan". Tesis. Program Magister Manajemen. Universitas Diponegoro. Semarang. Muntaber dan diare bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, mulai dari bayi, anak-anak, sampai orang dewasa. Namun, dibanding orang dewasa, anak-anak dan bayi merupakan kelompok usia yang paling sering diopname akibat gangguan pencernaan ini. 2. Gagal jantung Gagal jantung merupakan kondisi yang membuat otot jantung tidak bekerja semestinya sehingga jantung tak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh. Tanda dan gejala umum dari gagal jantung yaitu sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki, perut, pergelangan kaki, atau daerah punggung bawah. Saat organ jantung gagal berfungsi, kondisi ini tentu memerlukan rawat inap di rumah sakit agar tim dokter bisa terus memantau kondisi Anda. Hal ini juga untuk mencegah perkembangannya yang makin parah agar tidak berakibat fatal. 3. Pneumonia Pneumonia merupakan infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Gejala khas dari penyakit ini ialah “paru-paru basah”, yakni suatu kondisi ketika peradangan akibat infeksi menyebabkan paru-paru memproduksi lebih banyak lendir. Tahap awal pneumonia masih bisa ditangani dengan berobat jalan dan minum obat antibiotik, seperti amoxicillin. Namun, bila setelah minum obat Anda tetap demam melebihi 40ºC, mengalami sesak napas, dan terus batuk tanpa henti, dokter akan menganjurkan Anda untuk opname. Bayi, anak kecil, dan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas merupakan kelompok orang yang lebih berisiko menjalani rawat inap terlepas dari kondisi tubuh dan keparahan gejalanya. 4. Sepsis Sepsis merupakan keracunan darah sebagai komplikasi dari infeksi atau luka yang bisa berakibat fatal. Gejala sepsis meliputi demam, sulit bernapas, sakit perut, dan detak jantung abnormal. Peradangan yang disebabkan oleh sepsis bisa merusak berbagai sistem organ dan memicu kegagalan fungsi organ tubuh. Tanpa perawatan medis yang baik, sepsis bisa berkembang makin parah menjadi syok septik septic shock dan menyebabkan kematian pada akhirnya. Itu sebabnya orang dengan kondisi sepsis biasanya harus menjalani rawat inap di rumah sakit. 5. Gagal ginjal Gagal ginjal menyebabkan hilangnya kemampuan ginjal untuk menyaring racun dari dalam tubuh. Seiring waktu, racun yang menumpuk bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh lainnya. Penyakit ini perkembangannya sangat cepat dan bisa terus memburuk. Jika tidak segera ditangani, gagal ginjal berpotensi besar menimbulkan komplikasi. Orang dengan kondisi ini memerlukan rawat inap. Sekembalinya dari rumah sakit, pasien juga harus berobat jalan agar dokter bisa memantau perkembangannya. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter bila Anda mengalami gejala gagal ginjal, seperti tubuh lemah, sesak napas, sakit perut, serta pergelangan kaki dan tangan membengkak. 6. Anemia Kebanyakan kasus anemia tidak memerlukan rawat inap. Namun, Anda mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit bila gejala anemia yang dialami begitu parah. Anemia bisa menimbulkan gejala seperti penurunan atau hilang kesadaran, perubahan denyut jantung yang tidak normal, hingga gangguan pernapasan serius. Rawat inap umumnya hanya diperlukan pada pasien yang jumlah sel darah merah atau hemoglobinnya sangat rendah sehingga membutuhkan transfusi darah. Dokter akan menganjurkan Anda untuk opname di rumah sakit sampai kondisi Anda kembali pulih. 7. Tuberkulosis TBC Tuberkulosis TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang organ paru-paru. Penyakit ini juga dikenal sebagai TB paru. Jika infeksi bakteri juga menyerang organ tubuh lainnya, seperti jantung, ginjal, dan tulang, inilah yang dinamakan dengan TB ekstra paru. Infeksi TBC sangat mudah menular sehingga orang dengan kondisi ini akan dianjurkan rawat inap untuk mengkarantina penyebaran bakterinya. Hal ini perlu Anda lakukan terlebih bila gejala TBC malah makin memburuk meski sebelumnya sudah minum obat dan rutin berobat jalan. 8. Stroke Stroke merupakan masalah yang terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak. Sel-sel otak yang tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi dari darah perlahan mati dalam hitungan menit. Gejala stroke dapat terjadi secara tiba-tiba, meliputi pusing, kesemutan atau mati rasa pada bagian tubuh, serta hilang kemampuan untuk menggerakan wajah, lengan, atau kaki. Jika tidak cepat ditangani, stroke dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian. Itulah alasan pasien stroke harus segera mendapat penanganan dokter. Biasanya, dokter juga menyarankan rawat inap agar pasien sekaligus mendapatkan terapi fisik untuk pasien stroke. Hal ini bertujuan supaya fungsi tubuh pasien bisa kembali normal. 9. Lahir mati Bayi yang mati pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu disebut bayi lahir mati atau stillbirth. Kondisi yang dalam istilah medis disebut intrauterine fetal death IUFD ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain kondisi ibu, janin, dan juga masalah plasenta. Jika ibu mengalami IUFD, dokter akan menjalankan proses persalinan untuk mengeluarkan tubuh bayi. Setelah itu, dokter umumnya akan mewajibkan opname. Alasan dari melakukan rawat inap ini ialah untuk memulihkan kesehatan fisik dan emosional ibu setelah melahirkan. 10. Perdarahan dalam Perdarahan dalam terjadi pada jaringan, organ, atau rongga tubuh yang mengalami cedera atau trauma, misalnya akibat kecelakaan, pukulan benda tumpul, atau efek samping obat-obatan keras. Karena terjadi di dalam tubuh, pendarahan ini sulit untuk dideteksi dan didiagnosis, tidak seperti pendarahan luar yang menembus kulit. Anda umumnya membutuhkan rawat inap untuk kondisi ini supaya dokter dapat mengetahui penyebab dan sumber perdarahannya. Perawatan di rumah sakit juga sekaligus membantu memperbaiki kerusakan akibat perdarahan dan mencegah perburukan kondisi. Selain daftar di atas, masih terdapat berbagai kondisi dan masalah kesehatan lain yang membutuhkan rawat inap atau opname. Dokter hanya akan menyatakan perawatan di rumah sakit bila kondisi yang Anda alami membutuhkan penanganan dan pemantauan lebih lanjut.

foto rawat inap rumah sakit